TEROR GENG MOTOR
Jumat (13/4/2012) dini hari, ibukota Jakarta masih diselimuti kabut tipis. Tiba-tiba kesunyian kota metropolitan menjelang subuh itu dipecahkan oleh deru kenalpot dari ratusan motor. Rombongan geng motor itu bergerak dari satu ke titik yang lain sembari menebar teror.
Kelompok tersebut berjumlah sekitar 200 orang dengan mengendarai sepeda motor datang dari arah Kemayoran kemudian menuju Jakarta Utara. Ada juga yang menggunakan tiga mobil. Gerombolan bermotor itu datang dari arah Kemayoran ke Jalan RE Martadinata Permai dan melintas Jalan Bugis, Gorontalo, Tanjung Priok, lalu ke Jalan Warakas Raya.
Parahnya, di beberapa titik, mereka mengamuk bak kesurupan jin ifrit. Tak hanya merusak fasilitas umum, gerombolan itu juga menganiaya orang-orang nongkrong. Dalam melakukan penyerangan, kelompok ini dinilai sangat brutal. Pasalnya, kelompok ini tidak lagi melihat siapa targetnya. Gerombolan ini menyerang siapa saja orang yang sedang nongkrong di pinggir jalan dengan menggunakan parang dan bambu.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengungkap, setidaknya ada 8 titik yang menjadi sasaran amuk para penebar teror dari geng motor itu. Menurut Rikwanto, mereka sengaja menciptakan suasana teror dengan mengacau di berbagai tempat.
Polisi menduga bahwa kelompok penganiaya itu merupakan pelaku yang sama dengan kasus di Sunter (Jakarta Utara) dan Kemayoran (Jakarta Pusat), beberapa waktu lalu. Menurut Rikwanto, hingga kini masih menelusuri motif dari aksi penganiayaan itu.
"Mereka konvoi dari satu lokasi ke lokasi lain. Semuanya mereka yang lakukan. Kami duga kelompok yang sama dari peristiwa sebelumnya di Sunter dan Kemayoran. Delapan lokasi itu juga dari kelompok yang sama," ungkap Rikwanto.
Dugaan pelaku berasal dari kelompok yang sama karena ciri fisik pelaku yang rata-rata berambut cepak dan berbadan tegap. "Sasarannya orang-orang nongkrong. Jadi orang-orang yang nongkrong ini dianggap musuh bersama. Mereka berniat mengacau!" kata Rikwanto.
Namun, Rikwanto mengaku masih belum mengetahui mengapa kelompok ini hendak mengacaukan kondisi keamanan Jakarta. "Motifnya masih didalami, apakah benar terkait balas dendam atau ada motif lainnya," papar Rikwanto.
Kelompok berambut cepak itu tidak menyerang tiga orang di halaman parkir minimarket 7-Eleven. Mereka juga melakukan kejahatan di beberapa tempat. Berdasarkan keterangan korban dan saksi mata, gerombolan bermotor itu banyak yang menggunakan pita kuning.
Total gerombolan penyerang itu, yang terbagi dalam beberapa kelompok, diperkirakan sekitar 200 orang. Korban penyerangan daro geng motor itu sekitar 7 orang, yang mengalami luka tusuk senjata tajam. Kini para korban dirawat di RSUD Koja dan RS Sukmul. Salah seorang korban mengalami gegar otak.
Para pelaku juga merusak motor korban. Dari tujuh motor yang dirusak, dua di antaranya dibakar di Jalan Pramuka, Jakarta Pusat. Satu mobil, Toyota Rush 1 72 RM di depan pintu gerbang PT Dok Bayu Bahari di Tanjung Priok, Jakarta Utara, juga dirusak gerombolan bermotor itu.
Penyerang gerombolan bermotor ini, pertama kali dilaporkan ke polisi adalah di depan pintu gerbang PT Dok Bayu Bahari ini pada pukul 01.30 WIB. Di sini, selain merusak mobil, para pelaku juga menyerang dan memukuli Zaenal Arifin (32) warga Koja pemilk mobil dan Heri Susanto (33) petugas satpam perusahaan itu.
Penyerangan terakhir terjadi di Jalan Pramuka, Jakarta Pusat, sekitar pukul 03.00, menelan korban Anggi Darmawan (gegar otak) dan Hendi Haryanto (luka tusuk). Di jalan itu juga, para pelaku membakar dua motor dan merusak tiga motor.
Maraknya kebrutalan geng motor di Ibukota tentu menyisakan kekhawatiran bagi sebagian warga Jakarta yang terpaksa berpergian di malam hari. Atas aksi geng motor itu, masyarakat dihimbau agar tidak terprovokasi. Sebab, ada kemungkinan kelompok tersebut sengaja memancing kekacauan.
Faktanya, tidak hanya di ibukota Jakarta teror geng motor terjadi. Dalam beberapa hari terakhir, teror serupa juga terjadi di kota-kota lain, seperti di Makasar dan Medan. Saatnya polisi bertindak tegas agar teror geng motor tidak merembet jadi kerusuhan massal.
Tindakan para geng motor sudah pada tahap mengkhawatirkan. Namun, polisi terkesan melakukan pembiaran terhadap mereka. Balap liar yang hampir setiap malam terjadi di DKI Jakarta merupakan salah satu aksi para geng motor tersebut.
Demikian rangkuman pendapat dan keluhan sejumlah warga atas keresahan yang ditimbulkan geng motor yang dihimpun INILAH.COM di beberapa wilayah di DKI Jakarta, Minggu (15/4/2012). Arifin, warga Kebon Nanas, Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, mengaku lingkungannya selalu dibisingkan dengan suara keras knalpot sepeda motor para pembalap liar di daerah ini.
Warga tidak berani melarang aksi balap liar mereka. Sebab, warga khawatir terjadi perlawanan dari para pembalap liar itu. "Takut ditimpukin rumah saya pak," kata Arifin.
Hal senada dikemukakan Ayub, warga Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Menurut dia, aksi balap liar geng motor di kawasan itu sudah lama terjadi. Mereka tidak jera meskipun korban jiwa sering merenggut para pembalap liar itu.
"Polisi juga pernah sih menggerebek, tapi mereka enggak kapok-kapok. Harusnya setiap malam kawasan trek ini dijaga polisi. Dan para pelakunya ditangkapi, motornya juga ditahan, baru mereka jera. Kalau sekarang motornya sehari-dua hari aja ditahan, setelah ditebus, mereka sudah bisa track-track-an lagi," tutur Ayub.
Balap liar para geng motor juga sering terjadi di antaranya di Jalan Panjang, Kedoya Jakarta Barat. Balap liar di lokasi-lokasi tersebut umumnya sebagai ajang taruhan atau judi. Mereka yang bertaruh bukan hanya para pembalap liarnya melainkan juga para penontonnya.
Warga berharap polisi segera memberantas aksi jalanan mereka. Ini disebabkan tingkat kebrutalan para geng motor kian mengkhawatirkan menyusul aksi perampokan, perusakan dan penganiayaan di sebuah mini market di Salemba, Jakarta Pusat, beberapa hari lalu.
Sumber dan Referensi :
http://www.gatra.com/nasional-cp/1-nasional/11329-teror-geng-motor-
http://metropolitan.inilah.com/read/detail/1851299/warga-minta-polisi-berantas-geng-motor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar